Saya Sudah Berusaha, Tapi Masih Saja Susah..

Assalamualaikum..
"Wa'alaikum salam.."
"Bagaimana khabarnya ? sudah lama kita tak jumpa ? Bisnisnya apa sekarang ?
"Yah beginilah, masih seperti dulu.. Anda gimana ?"
Alhamdulillah.. Biasalah sibuk dengan pekerjan kantor dan bisnis. Koq nadanya rada pesimis gitu, Coba usaha..
"Do'a sudah, usaha juga sudah tapi masih juga susah, mungkin ini memang takdirnya. Saya jalani saja.."
Hal yang sangat sering kita dengar.. Ucapan yang penuh harap dan berakhir dengan pesimistis. Tanpa sadar kita sudah menciptakan diri kita jadi orang "susah". Padahal Allah tidak pernah menciptakan mahkluknya untuk hidup susah.

Seperti yang pernah disampaikan salah seorang pengarang buku dan trainer terkenal di Indonesia, kita terlalu sering suudzon terhadap Allah. Doa kita diawalai dengan yang baik-baik, meminta dan memohon. " Ya Allah berikanlah aku rezeki, agar bisa menafkahi anak dan istriku, turunkanlah rezeki untuk biaya anakku bersekolah dan lainya". Tidak berselang lama setelah berdoa, kita malah pertanyakan doa kita dan meragukan Yang Maha Mengabulkan Do'a. "Kira-kira darimana ya dapatnya ?" Seringkali kita melakukannya. Jangan salahkan Allah jika akhirnya kita susah terus, bukankah kita yang memintanya. Harusnya kita diberi, akhirnya batal. Kau bilang susah, ok. Susah.. Kau ragu akan kebesaran Alllah dalam mengabulkan do'a, oke. Batal rezekinya..

Bukankah kita sendiri yang memintanya ? Yang dikabulkan Allah adalah akhir dari fikir kita. Celakanya kita selalu melakukannya, tanpa sadar.. Apa kita tidak pernah berfikir bahwa hidup adalah rotasi yang berpasangan, ada susah ada senang, ada tawa ada tangis, ada malam ada siang. Jadi kalau kita telah merasakan susah, setelahnya pasti kita akan merasakan bahagia.. Tidak mungkin susah terus atau senang terus.

Yang perlu kita lakukan adalah menyerahkankan segala seuatunya kepada Allah, tanpa perlu memikirkan apakah yang terjadi besok, apakah kita akan mendapatkannya atau tidak. Kita hanya wajib berikhtiar, jalani dan terima. Toh, walaupun kepala jadi kaki, kaki jadi kepala caranya kita berusaha, kalau memang bukan rezeki kita tidak akan pernah kita terima. Dada akan terasa lapang, dan hidup lebih tenang bebas stress kalau kita tawakkal setelah berikhtiar. Tanamkan keyakinan bahwa Allah yang mendatangkannya dan Allah tidak mungkin menyengsarakan umatnya. 

Lebih baik kita intropeksi diri, apakah kita layak menerima rezeki seperti yang diterima orang lain. Ibaratnya, kendi tidak mungkin menerima air satu tanki. Bisa pecah berntakan.. Menetes lebih bisa ditampung kalau itu dijaga dan sesuai dengan tempatnya..

Artikel Terkait



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

Posting Komentar

Mulailah Membuka Silaturrahim