Amalan Yang Mendatangkan Rezeki

Dengan Takwa, Allah akan beri jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkan), dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. (QS At- Talaq [65]:2-3)

Perbanyaklah melakukan amalan-amalan yang mendatangkan rezeki : 
  • Banyak beristighfar , Rasulullah bersabda, "Barang siapa memperbanyak istigfar maka Allah SWT akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka." (HR Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al -Hakim dari Abdullah bin Abbas ra.)
  • Menjauhkan maksiat dan dosa
  • Berbakti kepada orang tua,  Rasulullah berpesan, siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapanya dan menyambung tali silaturrahim.  

  •  Menolong orang lain,  Rasulullah bersabda : "Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu." (HR Bukhari)
  • Menjalin silaturrahim, Rasulullah bersabda, "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak saudaranya." (HR Bukhari)
  •  Senantiasa dalam kondisi suci (berwudhu) 
  •  Perbanyak Bersedekah, Sedekah mengundang rahmat Allah dan menyebabkan Allah membuka pintu rezeki baginya. Rasulullah bersabda kepada Zubair bin Awwam, "Hai Zubair, ketahuilah bahw kunci rezeki hamba itu di atas Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekedar nafkahya. Maka siapa yang memperbanyak sedekah kepada orang lain, niscaya Allah memperbanyak baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya." (HR Daruquthni dari Anas ra.)

  • Shalat Tahajud dan dhuha
  • Mensyukuri segala nikmat, Allah berfirman : "sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat pedih." (QS Ibrahim {14}:17)
  • Berikhtiar sekuat tenaga
  •  Bertawakkal setelah berusaha
  • Banyak zikir dan berdoa, Zikir atau ingat Allah membuat hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Berdoa dan berzikir menjadikan seorang hamba dekat denan Allah, penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya.
"THE POWER OF SHALAT DHUHA" Ust. Zezen Zainal Alim

Enam Penghalang Rezeki Datang

Jika rezeki kita tertahan atau jika Allah SWT menahan pemberian rezeki untuk kita, bisa jadi hal itu karena kesalahan prosedur kita dalam mengambil atau menerimanya. Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkannya : 

Pertama : rezeki kita terhalang karena hilangnya ketakwakalan dalam diri kita. Artinya, dalam proses pencarian rezeki itu, kita tidak lagi menaruh kepercayaan kepada Allah. Ketika kita mendapati kejadian yang tidak diharapkan, kita bukannya mencari hikmah dan pelajarannya, malah mengeluhkan nasib, mencerca keadilan Allah dan menyimpan prasangka-prasangka buruk lain tentang Allah.
"Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya" (QS At-Thalaaq [65];3)

Kedua : rezeki kita terhalang karena perbuatan dosa dan maksiat. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, seorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya" (HR Ahmad)

Ketiga : rezeki kita terhalang karena proses pencarian rezeki yang tidak bersih. Tidak jarang limpahan harta benda kita itu habis terbelanjakan untuk keperluan-keperluan tak terduga. misalnya untuk pengobatan, perturutkan hawa nafsu, demi pamor, gaya hidup yang semrawut dan lainnya. Berkah dari rezeki yang kita peroleh tidak kita miliki.

Keempat : rezeki kita terhalang karena kesibukan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Tanpa terpenuhinya kebutuhan spiritual, kita akan merasa kurang seberapa banyak pun limpahan rezeki yang kita peroleh.

Kelima : rezeki kita terhalang karena keengganan berinfak dan bersedekah. Padahal dengan berinfak dan bersedekah justru bisa menjadi cara kita untuk memancing datangnya keuntungan ukhrawi tetapi juga duniawi. Bahkan Allah berjanji untuk melipatgandakan nilai infak kita hingga 700 kali lipat. (QS Al Baqarah [2]:261)

Keenam : rezeki kita terhalang karena pemahaman kita yang kurang tepat tentang makna kecukupan. Kebutuhan tidak pernah habis-habisnya. Keterbatasan rezeki bukanlah halangan  untuk merasakan kebahagiaan. Umar berkata, seperti dikutip Syaikh Nawawi Al-Bantani (2005:94) "Aku telah melihat semua harta, tetapi tidak ada yang lebih utama dibandingkan qana'ah".

"THE POWER OF SHALAT DHUHA" Ust. Zezen Zainal Alim

Mukjizat Nabi Membelah Bulan

Berbagai macam mukjizat telah diberikan Allah SWT kepada kekasihNya Rasullah Muhammad SAW, untuk memberi kebenaran atas Kerasulan yang disandangnya. Salah satu mukjizat dari Rasulullah Muhammad SAW, ialah “Membelah Bulan”. Sebagaimana hadits riwayat Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu’anhu berikut ini, ia berkata :
“Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah SAW lalu Rasulullah SAW bersabda : Saksikanlah oleh kalian.” (Shahih Muslim No. 5010) menjelma

Hadist riwayat Anas RA, dia berkata :
“Penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah SAW memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali.” (Shahih Muslim No. 5013)

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut :

“Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.”

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya : “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari kiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?”

Maka professor pun menjawabnya :
“Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya.
Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu.

Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu”. menjelma

Dan setelah selesai Prof. dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata : “Aku daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?”

Prof. dr. Zaghlul Al-Najar menjawab : “Dipersilahkan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata :
“Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya, dan aku pun membawa terjemahan itu pulang ke rumah. dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. dan aku pun membacanya :

“Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan [1434]. dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya[1435].” (QS. Al-Qamar : 1-3)

[1434] Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan”, ialah suatu mukjizat nabi Muhammad SAW.

[1435] Maksudnya, bahwa segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang Telah ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat Allah pasti sampai pada akhirnya yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. sedang urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada akhirnya, yaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat.

Maka aku pun bergumam : “Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu???”

Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya, dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa Amerika Serikat. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa.

Daripada itu, diantara diskusi hangat tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.menjelma

Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata : “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”

Mereka pun menjawab : “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”

Maka presenter itu pun bertanya : “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?”

Mereka menjawab : “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali!”

Presenter pun bertanya : “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?”

Mereka menjawab : “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah dan terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi, kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali”. menjelma

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan :
“Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Subhanallah.”
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=60569

Api di Dalam Lautan

Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya: “Ada laut yang di dalam tanahnya ada api” (Qs. Ath-Thur 6).
Nabi SAW bersabda: “Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan.”
Ulasan Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT yang dilansir oleh Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, di mana Allah bersumpah (Maha Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah apapun demi lautan yang di dalam tanahnya ada api “al-bahrul masjur.” Sumpahnya:
“Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi Baitul Ma’mur; dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya.” (Qs. Ath-Thur: 1-8)
Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Qur’an tidak mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?
…tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat…
Persepsi demikian mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan firman Allah SWT: “Dan apabila lautan dipanaskan” (QS. At-Takwir 6).
Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam hidup kita (di dunia).

Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara” selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata “sajara,” yaitu “mala’a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar tidak meluap secara berlebihan ke daratan.
Namun, hadits Rasulullah SAW yang sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.
Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah samudera’.
Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.
Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan “fenomena perluasan dasar laut dan samudera.” Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.
…meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera….
Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.
Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.
Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorang pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.
…terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi…
Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.
Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabda: “Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.”
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terakhir.
Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar Allah yang menyatakan:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm 3-10)
Tidak seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar merupakan kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan kerasulannya.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Sumber : http://olihnurjaman.wordpress.com

Tata Surya Laksana Terompet Sangkakala

Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat Isrofil itu? Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja. Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet. Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta dibawah).

Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :
“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk. Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.

Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja. Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.”
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, konon pula si peniupnya dan konon lagi sang penciptanya? Allahu Akbar!

Sumber :  www.beritaunik.net

Mutiara Lima Kata

Rasulullah SAW. bersabda :
Orang yang memandang rendah lima manusia ia merugi akan lima hal
  • Memandang rendah Ulama, rugi entang agama
  • Memandang rendah Penguasa, rugi tentang dunia
  • Memandang rendah Tetangga, rugi akan bantuannya
  • Memandang rendah Saudara, rugi akan darmanya
  • dan Memandang rendah keluarga, rugi akan harmonisnya

Rasulullah SAW. bersabda :
Akan datang suatu masa dimana umatku mencintai lima hingga mereka lupakan lima
  • cinta dunia, lupa alam baka
  • cinta tanah subur, lupa alam kubur
  • cinta harta benda, lupa hisab amalnya
  • cinta anak istri, lupa bidadari
  • dan cinta diri sendiri, lupa pada ilahi
Rasulullah SAW. bersabda :
Allah berikan lima upaya dan disediakan-Nya imbalan lima
  • Allah ajari insan bersyukur dan Dia berikan tambahan makmur
  • Allah ajari insan berdoa dan Dia jamin akan ijabahnya
  • Allah ajari insan bertobat dan Dia jamin diterima tobatnya
  • Allah ajari istigfar dan Dia sediakan pengampunannya
  • Allah ajari insan berderma dan Dia bersedia membalas dermanya

Berbeda Penuh Tantangan, Berhasilnya Sendirian

"Kira-kira ada yang beli..?" " Khan belum populer, Bagaimana bisa sukses ?" "Kenapa nda yang umumnya aja ? Supaya resikonya sedikit ?"

Sangat biasa kita dengar, dan mungkin bahasa klise dari kita setiap memulai usaha. Tidak banyak memang yang berani tampil beda. Awalnya orang (sebagian) pesimis bahkan skeptis bila kita melakukan yang berbeda atau tidak umum dilakukan orang. Tapi dari contoh sekitar kita, seperti artis, politikus, bahkan product saja kalau tidak tampil beda jangan harap laris. Entah isi maupun kemasannya..

Ketika saya mulai mencoba menjual product yang masih asing di telinga kampung tanah air saya, orang masih ragu bahkan tidak peduli. Tapi dalam hati saya mengatakan, kalau saya menjual sesuatu yang sifatnya pasaran, siapa yang mau beli. Saingannya banyak.. Awalnya mungkin berat, tapi saya istiqomah saja Plus saya berikan layanan unlimited, maka banyaklah yang jadi pelanggan setia. Dan boleh jadi saya yang pertama. Walaupun omzet masih terbilang biasa, tapi image dan identitas sudah mulai dikenal banyak orang.

Di banyak tempat saya ikut seminar dan pelatihan, memang kita harus berbeda dengan yang lain dalam segi apapun. Penampilan, gaya bicara, kedatangan, maupun layanan walaupun product sama. Apalagi sekarang benar-benar zaman kemasan.. Isi tidak menjamin, yang penting tampilannya. Padahal biar merknya "Levi's" tapi kalau isinya keriput, mana tahan...he..he..he..

Kalau saya simplekan, citra diri kita, aura kita haruslah unik. Agar mudah diingat orang, kecuali bisnisnya sama mahkluk ghaib.. Istiqomah kita sudah pasti kita utamakan, supaya orang yakin.Bahkan Milyuner AS saja pernah ngomong, selain yakin kita harus keras kepala kalau mau berhasil. Dalam artian, Pantang Menyerah...! "Kegagalan kita karena berhenti sebelum berhasil".

Jangan takut sendiri, karena yang lain nantinya pasti mengikuti... Jarang memang yang mau memulai, tapi ketika kita berani maka banyaklah pengikut dan juga ikut-ikutan. Lalu pertanyaanya, Siapa Yang Lebih Dulu Menikmati ..?

Pilih Yang Paling Disukai, Paling Mudah, Dan Paling Menghasilkan

Seperti yang diungkapkan Master Otak Kanan Indonesia, Ippho Right Santosa dalam buku seri otak kanannya bahwa setiap usaha kalau mau berhasil dan berkelanjutan serta laris haruslah punya nilai tambah. Apapun bentuknya.. dan wajib hukumnya.

Dalam tulisan yang lain saya kutip beberapa tulisan dari Beliau. Tapi kali ini murni pemikiran saya. Sebelumnya saya dan sampai saat ini masih ikut dalam bisnis jaringan Syari'ah yang banyak memberikan inspirasi dan pemahaman tentang arti peluang dan usaha. 

Peluang yang dibaratkan sebuah kesempatan yang tidak pernah datang 2 kali dan hal ini sering sekali dikatakan banyak pengusaha dan pebisnis. Bahkan Sayyidina Ali, Khalifah ke 4 menyebutkan dengan nada yang hampir sama. Terkadang "petunjuk Allah" itu kita abaikan dan di saat yang sama orang lain mengambilnya dan berhasil..! Apa yang terjadi ? Kita hanya bisa mengatakan, "mungkin itu sudah rezekinya.." Atau "Seandainya saya mau kerjakan, mungkin saya duluan berhasil".

Memang tidak salah kita ucapkan seperti itu, tapi sejauh mana kita niatkan dan mengihktiarkannya ? Bisa jadi itu rezeki mereka dan mereka mendapatkannya. tapi bukankah bisa juga rezeki kita kalau kita juga mengihktiarkannya ? Kalau orang Islam tidak kuliah di Universitas Kedokteran dan berharap jadi dokter, apa bisa jadi dokter ? Tetapi kalau orang atheis tamat kuliah dokter, kemudian berusaha jadi dokter, apa bisa ? Ya bisalah.. Allah bersifat Rahman kepada mahkluknya tanpa kecuali..!

Mencoba lebih baik walau akhirnya gagal, daripada tidak pernah sama sekali. Paling tidak kita dapat pengalaman yang memberikan pelajaran berharga di kemudian hari untuk lebih baik lagi. Lalu sebenarnya apa yang membuat kita "lalai" dalam mengambil peluang ? Umumnya karena kita belum terbiasa berusaha atau berbisnis sehingga intuisi atau prediksi kita tidak terasah dan tercipta di dalam hati kita. Banyak buku telah membahasnya dan banyak orang yang terkadang membuat kita takjub. Mengapa ? Karena hal yang kita anggap sulit atau tidak menghasilkan, justru memberikan kesuksesan besar buat mereka. 

Butuh waktu dan pengalaman berulang-ulang agar kita bisa seperti itu, tapi yang terpenting (menurut saya) adalah inisiatif kita. Karena semua yang kita dapatkan berasal dari apa yang kita pikirkan.. Untuk yang pertama, mulailah dari yang paling kita sukai agar tidak menjadi beban. karena kalau kita mengerjakan hal yang tidak kita sukai, akan terasa berat kita lakukan. Layaknya hobby, tidak kita permasalahkan kalau belum beruntung dalam usaha.

Sesuatu yang menyenangkan pun bisa jadi lebih menguntungkan kalau kita mulai dengan yang paling mudah. Mengapa cari yang paling mudah ? Tingkat kesalahan bisa kita minimalkan dibanding dengan kita melakukan yang kita sukai tapi tingkat kesulitannya tinggi. Apalagi kalau orientasi kita adalah untung (uang). Seiring dengan waktu, skill kita dalam menangani masalah akan lebih meningkat sehingga kita pun akan terbiasa menangani hal yang lebih rumit. "Sulit Karena kita tidak tahu caranya".

Diantara yang paling mudah tersebut, tentunya pasti ada yang paling menghasilkan. Nah disinilah kita tancap gas untuk berihktiar menggalinya, mengkalinya dan melakukannya berualang-ulang. Fokus pada satu titik untuk berhasil baru kemudian pindah kepada yang lain. Apapun yang namanya Spesialist entah itu dokter, tukang, programmer pasti dibayar lebih mahal. Dan itulah yang menjadi nilai Plus buat kita. Sehingga kita lebih mudah dikenal dan terkenal. Setiap yang memiliki kelebihan dibanding yang lainnya, pastinya lebih baik. Diantara mutiara putih berserakan kemudian satu diantaranya berwarna hitam, pastilah akan jadi pusat perhatian. "Different or Die".

Masalah dan Musibah Kita, Rezeki Saudara Kita..

Doss..
Sepeda motor pun limbung.. Segera saja saya mengerem perlahan, karena kalau mendadak, bisa jungkir balik. Waduh, kali ini ban sepeda motor pecah. Daripada mikirin ban lebih baik mikirin pacar (he..he..). Perlaha tapi pasti (kaya syair saja) saya geret sepeda motor saya sambil lihat - lihat siapa tahu ada tukang tambal ban. Nah itu dia, rupanya 10 meter di depan saya ada tempat tambal ban.

Pada saat diperiksa, bannya luarnya masih bagus. Begitu juga ban dalamnya. Kira-kira apa ya yang menyebabkan ban sepeda motor saya bocor. Usut punya usut (KPK kale..) rupanya paku sepatu kuda yang tak diundang menancap. Pantas saja langsung doss..

Sambil duduk nungguin, iseng tanya-tanya pada bapak tukang tambal ban. Usianya kira-kira 50 tahun, celana pendek bekas celana panjang yang sudah kumal mungkin pemeberian karena pinggangnya agak kedodoran.. Ternyata bapak itu sudah cukup lama jadi tukang tambal ban, dan hasil keringatnya di pekerjaannya ini bisa menyekolahkan anaknya bahkan sampai perguruan tinggi.

Jadi teringat sama perkataan teman ustadz, bisa jadi kesulitan yang menimpa kita bisa menjadi berkah rezeki orang lain. Kalalulah saya dan mungkin banyak orang lainnya tidak pecah ban sepeda motornya, mungkin bapak ini akan kehilangan mata pencahariannya. Daripada ngomel dan menggerutu karena terlambat tiba di tempat tujuan, saya bersyukur bahwasanya saya masih bisa menjadi jembatan hajat hidup orang lain..

Memang, rasanya tidak mungkin kita menerima rezeki langsung dari Allah kalau bukan melalui perantara orang lain di dunia. Rasulullah saja berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan tersebut dalam hadits bahwa Nabi Daud pun makan melalui keringatnya sendiri. Jadi, apa yang menimpa manusia baik susah maupun senang akan menjadi berkah rezeki buat orang lain. Dan akan menjadi berkah dan berpahala apabila kita sabar dan bersyukur akan ketetapannya. 

Nah, setelah selesai tambal ban dan mengucapkan terima kasih saya langsung start.. Begitu sampai tempat tujuan, tuan rumah bilang "untung datngnya sekarang, coba lebih awal mungkin tidak ketemu dan jemu menunggu karena saya baru saja tiba di rumah". Akhirnya saya teringat lagi dengan ucapan seorang yang sangat baik hati, pengusaha  dan banyak membantu saya walau beda keyakinan, "Syukuri saja apa yang terjadi nanti pasti ada hikmahnya dan itu adalah misteri".



Saya Sudah Berusaha, Tapi Masih Saja Susah..

Assalamualaikum..
"Wa'alaikum salam.."
"Bagaimana khabarnya ? sudah lama kita tak jumpa ? Bisnisnya apa sekarang ?
"Yah beginilah, masih seperti dulu.. Anda gimana ?"
Alhamdulillah.. Biasalah sibuk dengan pekerjan kantor dan bisnis. Koq nadanya rada pesimis gitu, Coba usaha..
"Do'a sudah, usaha juga sudah tapi masih juga susah, mungkin ini memang takdirnya. Saya jalani saja.."
Hal yang sangat sering kita dengar.. Ucapan yang penuh harap dan berakhir dengan pesimistis. Tanpa sadar kita sudah menciptakan diri kita jadi orang "susah". Padahal Allah tidak pernah menciptakan mahkluknya untuk hidup susah.

Seperti yang pernah disampaikan salah seorang pengarang buku dan trainer terkenal di Indonesia, kita terlalu sering suudzon terhadap Allah. Doa kita diawalai dengan yang baik-baik, meminta dan memohon. " Ya Allah berikanlah aku rezeki, agar bisa menafkahi anak dan istriku, turunkanlah rezeki untuk biaya anakku bersekolah dan lainya". Tidak berselang lama setelah berdoa, kita malah pertanyakan doa kita dan meragukan Yang Maha Mengabulkan Do'a. "Kira-kira darimana ya dapatnya ?" Seringkali kita melakukannya. Jangan salahkan Allah jika akhirnya kita susah terus, bukankah kita yang memintanya. Harusnya kita diberi, akhirnya batal. Kau bilang susah, ok. Susah.. Kau ragu akan kebesaran Alllah dalam mengabulkan do'a, oke. Batal rezekinya..

Bukankah kita sendiri yang memintanya ? Yang dikabulkan Allah adalah akhir dari fikir kita. Celakanya kita selalu melakukannya, tanpa sadar.. Apa kita tidak pernah berfikir bahwa hidup adalah rotasi yang berpasangan, ada susah ada senang, ada tawa ada tangis, ada malam ada siang. Jadi kalau kita telah merasakan susah, setelahnya pasti kita akan merasakan bahagia.. Tidak mungkin susah terus atau senang terus.

Yang perlu kita lakukan adalah menyerahkankan segala seuatunya kepada Allah, tanpa perlu memikirkan apakah yang terjadi besok, apakah kita akan mendapatkannya atau tidak. Kita hanya wajib berikhtiar, jalani dan terima. Toh, walaupun kepala jadi kaki, kaki jadi kepala caranya kita berusaha, kalau memang bukan rezeki kita tidak akan pernah kita terima. Dada akan terasa lapang, dan hidup lebih tenang bebas stress kalau kita tawakkal setelah berikhtiar. Tanamkan keyakinan bahwa Allah yang mendatangkannya dan Allah tidak mungkin menyengsarakan umatnya. 

Lebih baik kita intropeksi diri, apakah kita layak menerima rezeki seperti yang diterima orang lain. Ibaratnya, kendi tidak mungkin menerima air satu tanki. Bisa pecah berntakan.. Menetes lebih bisa ditampung kalau itu dijaga dan sesuai dengan tempatnya..

Rezeki, Darimana dan bagaimana mendapatkannya ?

Setiap hari kita disibukkan dengan pencarian nafkah, baik untuk sendiri, buah hati belahan jantung maupun kekasih hati atau ibu dari anak-anak kita. Setiap hari dan terus tanpa henti.

Apakah memang kita harus seperti itu ? Pernahkah terpikir untuk berhenti sejenak ? Apa yang sebenarnya kita cari di dunia ini ? Hidup dan bertahan hidup ? atau hidup untuk hidup lagi..

Pantaskah hidup yang begitu singkat dihabiskan untuk mengejar "sesuatu" yang akhirnya tidak pernah bisa kita miliki dan berakhir ketika azan terakhir dikumandangkan di telinga kita ?

Lalu apa yang perlu kita lakukan agar hidup lebih bermakna dan searah dengan jalan untuk lebih dekat mengenal Sang Khalik ? Pikiran kita penuh dengan pertanyaan dimana dan bagaimana segala kebutuhan kita terpenuhi hingga melupakan yang memberi kita rezeki.

Seperti kalimat bijak dalam sebuah buku "Cahaya Sufi" mengatakan, "Jangan pandang cahaya nanti kau tersesat tapi pandanglah arah cahaya agar kau tahu jalannya". Kita bersujud atas limpahan rezeki-Nya, tapi lupa pada yang memberikannya. Kita bersyukur atas dikabulkannya do'a dan lupa siapa yang menurunkannya. Kita terlena dengan nikmatnya ibadah dan lupa pada yang memerintahkannya.

Setiap yang hidup sudah tersedia reekinya. Dan Allah telah mencukupinya, itu pasti..! Segalanya telah tercatat dan akan kita jalani selama hidup kita. Apakah ada yang kebetulan ? Omong Kosong.. Tidak ada yang kebetulan, semuanya adalah takdir yang sudah digariskan. Ihktiar hanyalah bentuk zahir kita dalam menjalankan takdir kita. Lalu apakah kita berserah diri ? Toh nasib dan takdir kita sudah ditentukan. Itulah gunanya akal dan fikir. Allah yang menetpkan, Dia juga yang merubahnya.

Doa sebagai sarana yang langsung berhubungan dengan Allah SWT, meminta dan berharap hanya kepadaNya adalah cara untuk merubah sesuatu yang "mustahil" di dunia ini. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak merubah nasibnya.

Yakinlah bahwa hidup kita sudah dicukupkan Allah, segala sesuatunya terjadi karena kehendakNya. Jadi, jangan penuhi pikiran dengan materi dunia semata yang fana. Jangankan perbuatan buruk, berbuat baikpun tanpa ijinNya tidak akan terjadi.

Serahkan segala sesuatunya pada Allah, dan kewajiban kita hanya berikhtiar sebagai alat untuk mencari tahu apakah itu jalan yang telah ditetapkan bagi kita. Biarkan hidup mengarahkan kita untuk tetap berfikir dan berzikir hingga kita bisa lebih dekat dengan Allah. Jilakalau kita sudah ridha akan ketetapannya, maka yang namanya rezeki datang tanpa pernah kita duga datangnya darimana dan kita pun akan takjub dengan arah dan jumlahnya. Ingatlah, Allah tergantung prasangka hambaNya. Jika kita telah menggantungkan rezeki dan hidup kita terhadapa apa yang kita fikirkan dan bayangkan, maka itulah yang kita terima. Syirik tipis sekali perbedaannya. Astagfirullah..

Ramadhan, Rezeki ada saja

1 Ramadhan 1432 Hijriah

Kring..kring... jreng..jreng..
Siapa lagi nih yang call, jangan-jangan orang nagih utang atau pelanggaan yang pesan barang..
Halo..?
"Bapak, saya ridoq."
Doq, ada apa ?
"Kapan ke pondok ?"
Insya Allah besok..
"Bawakan saya uang, khusus untk baya makan di asrama selama bulan puasa.."
Ok, besok saya bawakan. Ada yang lain ?
"Ada, Mana mama ? dan bla... bla... bla..

Coba lihat dompet, eh nda ada. Sudahlah nanti dipikirkan. Dipikirkan juga nda akan jadi uang. Lebih baik siap-siap dulu, keluar dari rumah dulu. Ezeki nda bisa datang kalau nda dicari.

Hp bunyi lagi..
Ok bos, ntar saya bawakan. jam berapa ? dan seterusnya...
Alhamdulillah, pesanan datang walau barang orang tapi sistem bagi hasil dapat juga duit.

Rasulullah menyuruh kita menuntut ilmu sampai akhir hayat. Ingin dapat dunia dengan ilmu, ingin dapat akhirat dengan ilmu. Kalau nda pakai ilmu, pakai apa ? dengkul..
Terkadang keraguan melanda, kira-kira biaya untuk sekolah anak cukup tidak ya ? nanti makannya apakai apa ya ? Manusia koq mirkirnya sempit sekali. Yang menciptakan Allah, maka Dia juga yang mencukupinya. Ilmu adalah amal jariah yang berkahnya akan terus diterima sampai kiamat kalau bermanfaat dan diamalkan. Wajar Islam mengutamakannnya. Keyakinan saya adalah setiap yang menuntut ilmu karena Lillahita'ala pasti ada rezekinya. Karena keutamaanya orang berilmu lebih dari orang yang ahli ibadah. 

Jadi, Allah pasti menjaganya. Karena ilmu yaang dituntutnya adalah ilmu Allah. Ihktiarnya dengan cara bersekolah, mengaji, dan belajar dari pengalaman. Daun yang gugur ke bumi pun terjadi karena kehendak Allah, lalu mengapa masih ragu ? Yakin, dan haqqul yaqin.

The First Time...

Assalammualaikum..

Memulai darimana ? Dan mengakhirinya dengan kata apa ? Telah lama saya ingin memulai menulis apa yang ada dalam pikiran tentang apa yang saya rasakan,  tentang apa yang saya fikirkan. "Fikir dan fikirkan..."

Dari diri sendiri ataukah mulai dari orang lain ? Munafik rasanya ketika tidak ingin membicarakan diri sendiri, berharap terkenal, dikenal, dikenang dan dikhayalkan. Lumrah toh ?! Tapi apa yang pantas untuk diceritakan dari "setetes air hina" (lagu ciptaaan Rhoma Irama). Hidup ini mengalir bagaikan air pegunungan menuju muara kematian. 

Apa yang akan dikenang ? Ketika hidup layaknya hewan yang hanya lahir untuk makan dan menunggu gemuk, kurus dan dijemput ajal. Kegelisahan akan hidup yang tak berarti seolah menyadarkan bahwa hidup adalah anugerah Ilahi yang paling mulia.

Bukankah ada keluarga yang menyenangkan dan membahagiakan ? Kalaulah tak kuingat bahwa semua yang ada didekatku "yang jadi milikku" adalah titipan Allah maka tak perlu kurisaukan. Anak dan Istri hakikatnya bukanlah darah daging, tetapi memang diciptakan Allah SWT untuk lahir ke dunia. Cuma numpang lewat tubuh kita, dan Kasih sayangNya diturunkan ke manusia agar kita tetap mendapat limpahan rahmatnya.

Lalu apa gunanya kata-kata ini ? Sampah yang tiada artikah ?

Mencoba mengenal  dan Mulai dekat dengan Allah dengan mulai mengenal siapa sesungguhnya kita. Mahluk yang tidak lebih mulya dari tanah yang berdebu, hina tanpa daya kuasa. Yang kita terima dari tanah dan kembali dari tanah.. Maha Suci Allah Dengan Segala Ciptaannya..