Rezeki, Darimana dan bagaimana mendapatkannya ?

Setiap hari kita disibukkan dengan pencarian nafkah, baik untuk sendiri, buah hati belahan jantung maupun kekasih hati atau ibu dari anak-anak kita. Setiap hari dan terus tanpa henti.

Apakah memang kita harus seperti itu ? Pernahkah terpikir untuk berhenti sejenak ? Apa yang sebenarnya kita cari di dunia ini ? Hidup dan bertahan hidup ? atau hidup untuk hidup lagi..

Pantaskah hidup yang begitu singkat dihabiskan untuk mengejar "sesuatu" yang akhirnya tidak pernah bisa kita miliki dan berakhir ketika azan terakhir dikumandangkan di telinga kita ?

Lalu apa yang perlu kita lakukan agar hidup lebih bermakna dan searah dengan jalan untuk lebih dekat mengenal Sang Khalik ? Pikiran kita penuh dengan pertanyaan dimana dan bagaimana segala kebutuhan kita terpenuhi hingga melupakan yang memberi kita rezeki.

Seperti kalimat bijak dalam sebuah buku "Cahaya Sufi" mengatakan, "Jangan pandang cahaya nanti kau tersesat tapi pandanglah arah cahaya agar kau tahu jalannya". Kita bersujud atas limpahan rezeki-Nya, tapi lupa pada yang memberikannya. Kita bersyukur atas dikabulkannya do'a dan lupa siapa yang menurunkannya. Kita terlena dengan nikmatnya ibadah dan lupa pada yang memerintahkannya.

Setiap yang hidup sudah tersedia reekinya. Dan Allah telah mencukupinya, itu pasti..! Segalanya telah tercatat dan akan kita jalani selama hidup kita. Apakah ada yang kebetulan ? Omong Kosong.. Tidak ada yang kebetulan, semuanya adalah takdir yang sudah digariskan. Ihktiar hanyalah bentuk zahir kita dalam menjalankan takdir kita. Lalu apakah kita berserah diri ? Toh nasib dan takdir kita sudah ditentukan. Itulah gunanya akal dan fikir. Allah yang menetpkan, Dia juga yang merubahnya.

Doa sebagai sarana yang langsung berhubungan dengan Allah SWT, meminta dan berharap hanya kepadaNya adalah cara untuk merubah sesuatu yang "mustahil" di dunia ini. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak merubah nasibnya.

Yakinlah bahwa hidup kita sudah dicukupkan Allah, segala sesuatunya terjadi karena kehendakNya. Jadi, jangan penuhi pikiran dengan materi dunia semata yang fana. Jangankan perbuatan buruk, berbuat baikpun tanpa ijinNya tidak akan terjadi.

Serahkan segala sesuatunya pada Allah, dan kewajiban kita hanya berikhtiar sebagai alat untuk mencari tahu apakah itu jalan yang telah ditetapkan bagi kita. Biarkan hidup mengarahkan kita untuk tetap berfikir dan berzikir hingga kita bisa lebih dekat dengan Allah. Jilakalau kita sudah ridha akan ketetapannya, maka yang namanya rezeki datang tanpa pernah kita duga datangnya darimana dan kita pun akan takjub dengan arah dan jumlahnya. Ingatlah, Allah tergantung prasangka hambaNya. Jika kita telah menggantungkan rezeki dan hidup kita terhadapa apa yang kita fikirkan dan bayangkan, maka itulah yang kita terima. Syirik tipis sekali perbedaannya. Astagfirullah..

Artikel Terkait



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

Posting Komentar

Mulailah Membuka Silaturrahim